Jepara, rmijepara.id – Pengembangan kompetensi tenaga pendidik menjadi agenda utama dalam pertemuan Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Guru Madrasah Diniyah yang digelar di Kabupaten Jepara pada Sabtu 7/12/2024. Acara ini diselenggarakan oleh Divisi Madrasah Diniyah (Madin) PC RMINU Jepara dan dihadiri oleh para guru, tokoh pendidikan, serta praktisi akademik yang membahas langkah-langkah strategis peningkatan kualitas pendidikan.
Ketua Divisi Madin PC RMINU Jepara, Kyai Muhammad Alfan, dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinkronisasi kebijakan dengan Kementerian Agama sebagai langkah awal memperkuat sistem pendidikan di madrasah diniyah. “Kita memiliki pekerjaan baru, yaitu menambahkan mata pelajaran Ulumul Hadis dan Ulumul Quran sebagai bagian dari pembaruan kurikulum. Namun, evaluasi kita menunjukkan adanya tantangan dalam penyusunan soal. Masih ada penyusun yang belum memenuhi kriteria standar,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti perlunya upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan memperbaiki mekanisme evaluasi pembelajaran di madrasah diniyah. Menurutnya, hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga, tetapi juga seluruh elemen pendidikan dan masyarakat.
Strategi Peningkatan Kompetensi Guru
Sebagai narasumber utama, Prof. Dr. Subaidi, S.Pd., M.Pd., mantan Ketua PC LP Ma’arif NU Jepara periode 2010–2015, memberikan pandangan mendalam tentang strategi peningkatan kompetensi guru melalui MGMP. Ia menyampaikan bahwa salah satu kunci keberhasilan adalah kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang mendukung profesionalisme guru.
“Untuk menghadapi tantangan seperti sinkronisasi kebijakan dan peningkatan kurikulum, diperlukan sinergi antara PC RMI, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang memadai, kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan madrasah diniyah secara signifikan,” jelas guru besar UNISNU Jepara itu.
Dalam paparannya, Prof. Subaidi juga mengapresiasi karya Kyai Muhammad Alfan berupa kitab Tahaji, yang dinilai sebagai kontribusi berharga dalam literatur pendidikan Islam. Kitab tersebut menawarkan pendekatan baru dalam memahami keilmuan klasik secara praktis dan sistematis.
Bedah Silabus Sirah Khulafa’ur Rasyidin
Sesi berikutnya adalah diskusi dan bedah silabus Sirah Khulafa’ur Rasyidin, yang dipimpin oleh Ustadz Muhammad Arkanuddin. Hasil pembahasan menunjukkan perlunya perbaikan besar pada struktur silabus dan penyelarasan materi agar relevan dengan kebutuhan generasi muda di era modern.
“Banyak hal yang perlu dibenahi, baik dari segi isi materi, metode pengajaran, maupun pendekatan evaluasi. Kami ingin memastikan bahwa silabus ini tidak hanya mempertahankan nilai-nilai klasik, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman,” ujar salah satu peserta diskusi.
Harapan ke Depan
Melalui pertemuan ini, para peserta sepakat untuk menjadikan MGMP sebagai ruang kolaborasi yang produktif, baik dalam penyusunan kurikulum, pengembangan materi ajar, maupun evaluasi pendidikan.
“Dengan adanya pembaruan ini, diharapkan Madrasah Diniyah di Kabupaten Jepara mampu menjadi model pendidikan yang tidak hanya mempertahankan tradisi keilmuan Islam, tetapi juga relevan dengan kebutuhan era digital,” tutup Kyai Muhammad Alfan.
Forum MGMP ini menjadi awal langkah besar dalam membangun pendidikan madrasah diniyah yang lebih profesional dan berkualitas, sekaligus menjawab tantangan zaman dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisional keislaman.
/Altsaury.
Tinggalkan Balasan