PCNU Jepara Tegas Menolak 5 Hari Sekolah, Audiensi dengan Bupati Teguhkan Komitmen Pendidikan Religius

Jepara, rmijepara.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara bersama lembaga dan badan otonom (Banom) di rumpun pendidikan melakukan audiensi dengan Bupati Jepara di Pendopo Kabupaten, Gedung Shima, Kamis (14/8/2025). Pertemuan ini menjadi panggung penting untuk menyampaikan sikap tegas menolak kebijakan lima hari sekolah, demi keberhasilan pembentukan generasi berkarakter dan religius.

Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Rois Syuriah PCNU Jepara KH. Hayatun Nufus, Wakil Rois Syuriah Bidang Pendidikan Prof. Mustaqim, Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara KH. Charits Rohman, Kepala Kemenag Jepara H. Akhsan Muhyiddin, serta perwakilan lembaga dari RMI NU, LP Ma’arif NU, Pergunu, dari unsur Banom Ansor, Fatayat, Muslimat IPNU dan IPPNU.

Dalam sambutannya, KH. Hayatun Nufus menegaskan bahwa persoalan pendidikan tidak boleh dianggap remeh. “Ini menyangkut keberlangsungan dan keberlanjutan generasi. Tidak bisa dibuat candaan,” ujarnya serius.

Bupati Jepara Witiarso Utomo mengungkapkan bahwa pihaknya sebelumnya telah menerima audiensi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang mengusulkan lima hari sekolah. Namun, masukan itu kemudian ditanggapi oleh Pergunu dan Ma’arif NU Jepara yang justru menghendaki sistem enam hari sekolah.

Prof. Mustaqim, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jepara, memaparkan alasan penolakan secara ilmiah. Ia menyebut bahwa PBNU telah menolak kebijakan ini sejak masa Menteri Pendidikan sebelumnya. “Sebenarnya ini sudah final dan sikap NU tegas menolak. Tetapi belakangan kembali digaungkan lagi,” katanya.

Ia menjabarkan data proporsi pelajaran agama di sekolah umum yang sangat minim: hanya 9 persen di SD, 5 persen di SMP, dan 4 persen di SMA/SMK. “Mungkinkah mapel yang hanya 5 persen bisa membentuk generasi religius?” tanyanya retoris.

Prof. Mustaqim juga menegaskan bahwa secara sosiologis, madrasah diniyah telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka dan terbukti mampu melahirkan generasi religius. Sementara dari sisi psikologis, lima hari sekolah berpotensi memicu stres pada anak. “Penelitian membuktikan berpikir selama satu jam sama halnya dengan bekerja mencangkul tiga jam. Sistem ini bertentangan dengan pedagogi, psikologi, bahkan Perbup No. 43 Tahun 2009,” jelasnya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara, KH. Charits Rohman, menegaskan bahwa NU selalu mengedepankan jalan musyawarah dan audiensi dalam menyikapi persoalan bangsa. Ia menyoroti bahwa kerusakan negara kerap disebabkan oleh generasi muda yang kehilangan arah karakter. “Karena itu, membentuk generasi yang benar-benar berkarakter dan berakhlak adalah prioritas kami,” ujarnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara, H. Akhsan Muhyiddin, turut memberikan pandangan. Ia mengingatkan bahwa penerapan lima hari sekolah dengan jam pulang sore akan menggeser eksistensi Madrasah Diniyah. “Kalau madin melemah, bagaimana visi Bupati mewujudkan Jepara MULUS atau Makmur, Unggul, Lestari, dan Religius bisa tercapai?” katanya.

H. Akhsan menambahkan, pemerintah memang telah memberi kontribusi pada dunia pendidikan, namun sumbangsih para guru madin jauh lebih besar dalam membina generasi bangsa. Ia menegaskan bahwa Kemenag Jepara berdiri bersama guru-guru madin memperjuangkan enam hari sekolah, sekaligus meluruskan pemberitaan yang sempat memframing seolah Kemenag menyetujui lima hari sekolah.

Audiensi Bupati tolak 5 Hari Sekolah 2

Menanggapi seluruh masukan, Bupati Jepara Witiarso Utomo yang akrab disapa Mas Wiwit menyatakan; pemerintah kabupaten akan mempertimbangkan penuh sikap PCNU. “Kami masih menetapkan enam hari sekolah dan masih memberlakukan Perbup No. 43 tahun 2009. yang mengamanatkan untuk bidang kesehatan dan pendidikan di Jepara berlaku enam hari kerja. Namun karena teman-teman dari PGRI juga punya pandangan, kami akan memberi ruang untuk mereka menyampaikan aspirasinya,” ujarnya.

Bupati juga meminta agar keputusan ini diinformasikan luas ke masyarakat. Ia mengingatkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya dibangun di sekolah, melainkan juga di dunia industri. “Di pabrik-pabrik, kami minta diadakan pengajian. Kami butuh kolaborasi dari PCNU untuk ini,” tutupnya.

Dengan pernyataan tersebut, audiensi di Pendopo Kabupaten Jepara mengukuhkan tekad bersama menjaga keberlangsungan pendidikan yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga membentuk generasi berkarakter, berakhlak, dan religius.

red//Altsaury

Satu tanggapan untuk “PCNU Jepara Tegas Menolak 5 Hari Sekolah, Audiensi dengan Bupati Teguhkan Komitmen Pendidikan Religius”

  1. Avatar Teknik Elektro

    Bagaimana strategi PCNU Jepara dalam memastikan pendidikan karakter religius tetap kuat jika kebijakan pendidikan nasional berubah di masa depan?

Tinggalkan Balasan ke Teknik Elektro Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

VIDEO & PODCAST
  • Mendalami Program dan Kebijakan KEMENAG di Pesantren dan Madrasah Diniyah
  • Khataman Al-Qur’an Tadarrus Ramadhan Bersama R-Lisa FM PC JQH NU Jepara
  • MEMBANGUN GENERASI SANTRI MILENIAL YANG BERKARAKTER || RMI JEPARA || RAMADHAN KARIM
  • PERATURAN DAERAH (PERDA) PESANTREN DAN LEMBAGA KEAGAMAAN || RAMADHAN KARIM RMI NU JEPARA Eps. 06
  • Pesantren dan Madin NU Lokomotif menuju Indonesia Emas || Ramadhan karim RMI NU Jepara Eps. 05
  • MERAJUT KATA: Membangun Budaya Literasi di Lingkungan Pesantren || RMI NU Jepara
ARTIKEL
  • Sosialisasi Program Kerja MGMP Madin NU Jepara: Tingkatkan Mutu dan Kualitas Pendidikan
  • TANTANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI DI ERA TEKNOLOGI ARTIFICIAL INTELLIGENCE
  • KONSEP URF DALAM HUKUM ISLAM PERSPEKTIF SYAIKH YASIN ALFADANI (PADANG) DALAM KITAB ALFAWAID ALJANIYAH

Lainnya


  • Santri Jepara Gelar Aksi Damai Bela Marwah Kyai dan Pesantren di Depan Gedung PCNU: Tuntut Boikot Tran7 dan Permintaan Maaf Terbuka
  • PCNU Jepara Tegas Menolak 5 Hari Sekolah, Audiensi dengan Bupati Teguhkan Komitmen Pendidikan Religius
  • Sinkronisasi Program Madin Terintegrasi, RMI NU Jepara Audiensi dengan Kemenag Bahas Regulasi Madin Terintegrasi
  • Sambang Pesantren, RMI PWNU Jawa Tengah Konsolidasikan Gerakan dan Kepedulian terhadap Pesantren
  • Halaqoh Optimalisasi Penyusun Soal Imtihan Cawu MADIN NU Jepara: Perkuat Kualitas dan Ketelitian
  • Rapat Implementasi Program MADIN NU Jepara Tahun 1446/1447 H Fokuskan Evaluasi dan Akselerasi Program Strategis
  • Halal Bihalal PC RMI NU Jepara, Kokohkan Ukhuwah dan Mantapkan Arah Perjuangan Madin NU
  • Sinkronisasi Silabus dan Inovasi: MGMP Guru Madrasah Diniyah Jepara Dorong Peningkatan Kompetensi Guru
  • PC RMI NU Jepara Evaluasi Soal Imtihan Madin: Akhir dari Soal “Lucu-lucuan” Menuju Kualitas yang Lebih Baik